BerandaWarta – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menawarkan program menarik yang penuh tantangan terkait dakwah, yakni Kemitraan Dakwah Dai di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Sasarannya, adalah kelompok atau komunitas masyarakat marjinal di daerah 3T tersebut, dengan tujuan meningkatkan kapasitas masyarakat yang lebih baik dalam pembelajaran agama Islam.
“Alhamdulillah, Baznas RI dapat melanjutkan program dakwah di daerah 3T, yang merupakan salah satu program terpenting dalam meningkatkan kesejahteraan umat,” ujar Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, dalam keterangannya seperti dilansir Antara, Minggu (1/12/2024).
Saidah mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan prioritas Baznas, untuk dapat menjangkau masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap pembelajaran ilmu agama.
Saidah menegaskan, Baznas berkomitmen untuk memastikan dakwah menjangkau seluruh segmen masyarakat, baik di wilayah urban maupun rural.
Kolaborasi Baznas dengan Para Dai
Kegiatan ini juga turut mendorong kolaborasi dengan para dai yang dimiliki oleh organisasi sosial atau yayasan yang sudah bergerak di bidang dakwah di daerah 3T.
“Kami berkolaborasi dan bermitra dengan berbagai organisasi kemasyarakatan maupun kelompok pemerhati dakwah dan juga pendampingan mualaf. Kolaborasi ini penting karena Baznas membutuhkan keterjangkauan program,” ujarnya.
Hingga saat ini, program dakwah Baznas telah mencakup tujuh provinsi. Namun, Saidah berharap cakupannya dapat diperluas, terutama di daerah minoritas dan 3T yang sangat membutuhkan kehadiran program ini.
Menurutnya, Tahun 2025 diharapkan Baznas dapat menjangkau lebih banyak wilayah di Indonesia.
Sementara itu, Sub Koordinator Bidang Dakwah Kementerian Agama RI Subhan Nur menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi Baznas dan komunitas yang telah menjangkau objek dakwah yang mungkin belum terjangkau oleh para dai lainnya.
Ia menekankan dakwah bukanlah tugas individu, namun dakwah merupakan tugas kolektif, sehingga secara kolaboratif harus memikirkan dakwah agar bisa menjangkau tiap-tiap umat Islam.
Baca Juga: Profil Mbah Melan Ahmad dan Kuswanto, 2 Sosok Guru Hebat Indonesia
Menurutnya, tidak banyak orang yang ambil risiko terhadap dakwah di komunitas ini, tetapi inilah suatu kenyataan bahwa dakwah itu bukan saja urusan umat Islam.
“Tetapi dakwah ini adalah instrumen agama yang digerakkan oleh Allah SWT kepada hati-hati hambanya yang dia kehendaki,” tutur Subhan. (*)