BerandaWarta Berita On line

PKS Kabupaten Bandung Siap Kerahkan 8.859 Saksi TPS

Pilkada Kabupaten Bandung 2024

PKS Kabupaten Bandung, Saksi TPS
(Foto: IG PKS Kabupaten Bandung)

BerandaWarta – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Bandung siap mengerahkan 8.859 kadernya untuk menjadi saksi di setiap TPS pada pemungutan suara Pilkada 2024 27 Novomber nanti.

Sugianto selaku Ketua Tim Gabungan Pemenangan Paslon nomor 1 Bupati-Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan dan Gun Gun Gunawan (Sahrul-Gun Gun), menegaskan bahwa ribuan kader PKS itu sangat militan.

Pengalaman sebelumnya, kata Sugianto, membuktikan bahwa kader PKS memang memiliki kredibilitas tinggi dalam mengawal suara di setiap TPS.

Ia pun mengaku yakin, pengawalan ketat dalam penghitungan suara di TPS ini menjadi strategi utama tim Paslon sahrul-Gun Gun untuk memastikan proses pemungutan suara berjalan adil dan transparan.

Relawan Gabungan Jaga Demokrasi

Bukan hanya kader PKS Kabupaten Bandung, ribuan relawan dari tim gabungan juga terlibat dalam pengawalan suara Sahrul-Gun Gun.

Mereka akan mengawasi setiap tahapan Pilkada, mulai dari pemungutan suara di TPS hingga proses rekapitulasi.

“Kami sudah menyiapkan ribuan relawan untuk mengawal jalannya Pilkada. Semua elemen bekerja keras memastikan demokrasi berjalan dengan baik,” tegas Kang Sugih, sapaan Sugianto, di Kabupaten Bandung, pekan lalu.

Awasi Politik Uang

Meski pengamanan suara sudah terbilang ketat, tetapi Sugianto mengakui bahwa tantangan politik uang ini tak bisa diabaikan.

“Kami tetap waspada. Meskipun sulit dilakukan, peluang money politic tetap ada,” katanya.

Menurutnya, money politic menjadi isu yang selalu muncul dalam setiap kontestasi politik, terutama Pilkada.

Namun, Dr. Agus Aribowo, S.E., M.M., pakar political marketing dari Universitas Maranatha, menilai praktik ini sulit berhasil di Pilkada Kabupaten Bandung 2024.

Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Bandung mencapai 2,66 juta orang, seorang paslon membutuhkan setidaknya 1,356 juta suara (51%) untuk menang.

Agus menjelaskan, jika pelaku money politic memberikan Rp50 ribu per suara, mereka harus menyiapkan dana sebesar Rp67,8 miliar.

“Tidak ada investor yang mau mengeluarkan dana sebesar itu. Dengan postur APBD Kabupaten Bandung, balik modal selama lima tahun pun sulit,” tegas Agus.

Perubahan Pola Politik Uang

Karena tingginya biaya, Agus mengungkapkan bahwa pola money politic kini bergeser. Pelaku lebih memilih memberikan sembako murah atau menekan aparat tingkat kecamatan dan desa untuk mengarahkan suara.

Namun, ia menilai efektivitas cara ini semakin berkurang. “Masyarakat sekarang lebih cerdas. Mereka belajar dari pengalaman masa lalu,” ujar pemilik lembaga survei Parmet (Parameter Konsultindo) ini.

Pemilih Tetap Cerdas

Survei Parmet menunjukkan bahwa pemilih di pelosok tetap menerima uang atau sembako yang ditawarkan. Namun, hal ini tidak menjamin mereka memilih paslon tertentu.

“Jika ada paslon yang datang tanpa uang atau sembako, mereka juga tidak serta-merta memilihnya. Yang pasti, mereka tetap akan menggunakan hak pilihnya di TPS,” papar Agus.

Agus menegaskan bahwa tren ini menunjukkan kemajuan pemahaman politik masyarakat. “Kini, mereka lebih peduli pada visi dan misi paslon, bukan sekadar janji material,” tutupnya.

Baca Juga: Tedi Surahman: Kader PKS itu Solid, Lalu Siapa yang Manuver ke Bedas?

Koalisi Kuat: Alus Pisan Usung Sahrul-Gun Gun

Paslon nomor 1, Sahrul Gunawan dan Gun Gun Gunawan, didukung oleh Koalisi Alus Pisan yang terdiri dari:

  1. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
  2. Partai Golkar
  3. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
  4. Partai Hanura
  5. Partai Ummat

Koalisi ini membawa visi besar menciptakan Kabupaten Bandung yang Menawan:

  • Maju
  • Edukatif
  • Nyaman
  • Agamais
  • Wibawa
  • Adil
  • Nyata

Singkatan ini menggambarkan komitmen untuk menghadirkan perubahan nyata demi Kabupaten Bandung yang lebih baik, nyaman, dan adil bagi semua warganya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *